2.1.1.1 Pengertian
Beban Kerja
Beban kerja
adalah beban yang ditanggung tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaanya
ditunjukkan oleh Suma’mur dalam Tarwaka (2010). Beban kerja dalam penelitian
ini diukur atau diditeksi dengan denyut nadi. Dimana pengukurannya dihitung
dengan satuan denyut per menit (denyut/mnt) pada arteria radialis di pergelangan
tangan, sebab disini paling praktis dan mudah. Cara menghitungnya yaitu pada arteria
radialis dengan memegang pergelangan tangan ibu jari sebelah dorsal dan
3(tiga) jari disebelah polar dan yang merasakan adalah jari tengah. Denyutan
nadi dihitung permenit, dapat dengan cara menghitung denyut nadi dalam waktu 30
detik kemudian dikalikan 2(dua). Pada orang yang sehat frekuensi denyut nadi
yang normal yaitu 60-75/mnit (Fisiologi Kedokteran, 2006). Beban kerja
fisiologis dapat didekati dari banyaknya O2 (oksigen) yang digunakan tubuh,
jumlah kalori yang dibutuhkan, denyutan jantung suhu netral dan kecepatan
penguapan lewat keringat. Beban kerja ini menentukan bahwa berapa lama
seseorang dapat bekerja sesuai dengan kapasitas kerjanya (Suma’mur, 2009).
Menurut Meshkati dalam Tarwaka (2010), beban kerja dapat
didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja
dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi. Mengingat kerja manusia bersifat
mental dan fisik, maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang
berbeda-beda. Tingkat pembebanan yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian
energi yang berlebihan dan terjadi overstress, sebaliknya intensitas
pembebanan yang terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan atau understress.
Oleh karena itu perlu diupayakan tingkat intensitas pembebanan yang optimum
yang ada diantara kedua batas yang ekstrim tadi dan tentunya berbeda antara
individu yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Hart dan
Staveland dalam Tarwaka (2010), bahwa beban kerja merupakan sesuatu yang muncul
dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja dimana digunakan
sebagai tempat kerja, ketrampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban
kerja kadang-kadang juga dapat didefinisikan secara operasional pada berbagai
faktor seperti tuntutan tugas atau upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan
pekerjaan. Oleh karena itu, tidak hanya mempertimbangkan beban kerja dari satu
aspek saja, selama faktor-faktor yang lain mempunyai interelasi pada cara-cara
yang komplek.
2.1.1.2 Faktor
Yang Mempengaruhi Beban Kerja
Bahwa secara
umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor eksternal beban kerja adalah beban yang berasal dari luar tubuh pekerja.
Termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) yang dilakukan
bersifat fisik seperti: beban kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja,
kondisi atau medan kerja, cara angkat-angkut, alat bantu kerja, dan lain-lain.
Kemudian organisasi yang terdiri dari: lamanya waktu kerja, waktu istirahat,
kerja bergilir, dan lain-lain. Selain itu lingkungan kerja yang meliputi: suhu,
intensitas penerangan, debu, hubungan pekerja dengan pekerja, dan sebagai
berikut. Ketiga aspek ini sering disebut stressor. Sedangkan faktor
internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh sendiri
sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tubuh tersebut
dikenal sebagai strain. Berat ringannya strain dapat dinilai baik
secara objektif maupun subjektif. Penilaian secara objektif melalui perubahan
reaksi fisiologis, sedangkan penilaian subjektif dapat dilakukan melalui
perubahan reaksi psikologis dan perubahan perilaku. Karena itu strain secara
subjektif berkait erat dengan harapan, keinginan, kepuasan dan penilaian
subjektif lainnya. Secara lebih ringkas faktor internal meliputi: Faktor somatis;
jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi. Faktor
psikis; motivasi, presepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan (Tarwaka, 2010).
Selanjutnya menurut Hart dan Staveland
dalam Tarwaka (2010), menjelaskan bahwa tiga faktor utama yang menentukan beban
kerja adalah tuntutan tugas, usaha dan performasi.
1. Faktor tuntutan tugas (task demands). Argumentasi
berkaitan dengan faktor ini adalah bahwa beban kerja dapat ditentukan dari
analisis tugas-tugas yang dilakukan oleh pekerja. Bagaimanapun
perbedaan-perbedaan secara individu harus selalu diperhitungkan.
2. Usaha atau tenaga (effort). Jumlah yang
dikeluarkan pada suatu pekerjaan
mungkin merupakan suatu bentuk intuitif secara alamiah terhadap beban
kerja. Bagaimanapun juga, sejak terjadinya peningkatan tuntutan tugas, secara
individu mungkin tidak dapat meningkatkan tingkat effort.
2.
Performansi. Sebagian besar studi tentang
beban kerja mempunyai perhatian dengan tingkat performansi yang akan
dicapai. Bagaimanapun juga, pengukuran performansi sendirian tidaklah
akan dapat menyajikan suatu matrik beban kerja yang lengkap.